Jumat, 13 Maret 2015

ASKEP DISTOSIA

TUGAS MATERNITAS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN DISTOSIA
Dosen Pengampu : Rusmini Setiawan S.Kep.,Ns.,MH.
Kelompok 1
Amalia Rizky Primadika                    P17420213078
Andriyanto                                          P17420213080
Apriliyani Nur Hidayah                     P17420213085
Dian Kurnia Rahmawati                     P17420213089
Kiki Agustiana                                   P17420213103
Mudriah                                              P17420213105
Nurul Chafifah                                   P17420213108

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
PRODI D III KEPERAWATAN PURWOKERTO
2015
DISTOSIA
A.    Pengertian
Distosia adalah persalinan yang panjang, sulit atau abnormal yang timbul akibat berbagai kondisi.(Bobak, 2004 : 784)
Distosia secara harfiah, berarti persalinan sulit, ditandai oleh kemajuan persalinan yang terlalu lambat. Secara umum, persalinan abnormal sering terjadi jika terdapat ketidakseimbangan ukuran antara bagian presentasi janin dan jalan lahir. Distosia merupakan akibat dari beberapa kelainan berbeda yang dapat berdiri sendiri atau kombinasi. (Leveno, 2009)
Defenisi Distosia adalah persalinan yang sulit yang ditandi dengan adanya hambatan kemajuan dalam persalinan (tim obstetric.FKUNPAD, 2005)
B.    Etiologi
Distosia dapat disebabkan oleh :
1.     Persalinan disfungsional akibat kontraksi uterus yang tidak efektif atau akibat upaya mengejan ibu (kekuatan/power)
2.     Perubahan struktur pelvis (jalan lahir/passage)
3.     Sebab pada janin meliputi kelainan presentasi/kelainan posisi, bayi besar, dan jumlah bayi (passengger)
4.     Respons psikologis ibu terhadap persalinan yang berhubungan dengan pengalaman, persiapan, budaya, serta sistem pendukung

C.    Klasifikasi

1.     Kelainan His
His yang tidak normal baik kekuatan atau sifatnya sehingga menghambat kelancaran persalinan.
Jenis kelainan :
a.      Inersia uteri
Insersia uteri adalah his yang sifatnya lebih lama, singkat dan jarang dibandingkan his normal.
1)     Inersia uteri pimer
Kelemahan his timbul sejak permulaan persalinan
2)     Inersia uteri sekunder
Kelemahan timbul sesudah adanya his yang kuat, teratur dalam waktu yang lama
b.     Tetania uteri (hypertonic  uterin contraction)
His yang terlalu kuat dan terlalu sering sehingga tidak ada relaksasi Rahim
c.      Incoordinate uterin action
Sifat his yang berubah dimana tidak ada koordinasi dan sikronisasi antara kontraksi dan bagian-bagiannya
Faktor-faktor yang mempengaruhi his  :
1.     Kehamilan primi gravida tua atau multi gravida
2.     Herediter
3.     Emosi dan kekuatan
4.     Kelainan uterus
5.     Kesalahan pemberian obat
6.     Kesalahan pimpinan persalinan
7.     Kehamilan kembar dan post matur
8.     Letak lintang

2.     Jenis kelainan jalan lahir
a.      Kelainan bentuk panggul
1)     Perubahan bentuk karena kelainan pertumbuhan intra uteri
a)     Panggul naegele
b)     Panggul Robert
c)     Split pelvis
d)     Panggul asimilasi
2)     Perubahan bentuk karena penyakit pada tulang panggul/ sendi panggul
a)     Rakhitis
b)     Osteomalasia
c)     Neoplasma
d)     Atrofi, karies, nekrosis
e)     Penyakit pada sendi sakroiliaca dan sendi sakrokoksigea
3)     Perubahan bentuk karena penyakit tulang belakang
1)     Kiposis
2)     Skoliosis
3)     Spondilolitesis
4)     Perubahan bentuk karena penyakit kaki
b.     Kelainan traktus genitalia
1)     Pada vulva terdapat edem, stenosis dan tumor yang dipengaruhi oleh ganggua gizi, radang atau perlukaan dan infeksi
2)      Pada vagina yang mengalami sektrum dan dapat memisahkan vagina atau beberapa tumor
3)     Pada serviks karena disfungsi uterin action atau karena parut/ karsinoma
4)     Pada uterus terdapatnya mioma atau adanya kelainan bawaan seperti letak uterus abnormal
5)     Pada ovarium terdapat beberapa tumor

3.     Jenis Kelainan Janin
a.      Kelainan letak kepala/ mal presentasi/ mal posisi diantaranya
1)     Letak sunsang
2)     Letak lintang
b.     Kelainan bentuk dan ukuran janin diklasifikasikan :
1)     Distosia kepala pada hidrocepalus, kepala besar, higronoma koli (tumor dileher)
2)     Distosia bahu pada janin dengan bahu besar
3)     Distosia perut pada hidropsfetalis, asites
4)     Distosia bokong pada spina bifida dan tumor pada bokong janin
5)     Kembar siam

D.    Patofisiologi
His yang normal dimulai dari salah satu sudut di fundus uteri yang kemudian menjalar merata simetris ke seluruh korpus uteri dengan adanya dominasi kekuatan pada fundus uteri di mana lapisan otot uterus paling dominan, kemudian mengadakan relaksasi secara merata dan menyeluruh hingga tekanan dalam ruang amnion balik ke asalnya ± 10 mmHg.
Incoordinate uterine action yaitu sifat His yang berubah. Tonus otot uterus meningkat, juga di luar His dan kontraksinya tidak berlangsung seperti biasa karena tidak ada sinkronasi kontraksi bagian-bagiannya. Tidak adanya koordinasi antara kontraksi bagian atas, tengah dan bawah menyebabkan His tidak efisien dalam mengadakan pembukaan.
Disamping itu, tonus otot uterus yang menaik menyebabkan rasa nyeri yang lebih keras dan lama bagi ibu dapat pula menyebabkan hipoksia pada janin. His ini juga di sebut sebagai Incoordinate hypertonic uterine contraction. Kadang-kadang pada persalinan lama dengan ketuban yang sudah lama pecah, kelainan His ini menyebabkan spasmus sirkuler setempat, sehingga terjadi penyempitan kavum uteri pada tempat itu. Ini dinamakan lingkaran kontraksi atau lingkaran kontriksi. Secara teoritis lingkaran ini dapat terjadi dimana-mana, tetapi biasanya ditemukan pada batas antara bagian atas dengan segmen bawah uterus. Lingkaran kontriksi tidak dapat diketahui dengan pemeriksaan dalam, kecuali kalau pembukaan sudah lengkap sehingga tangan dapat dimasukkan ke dalam kavum uteri.









E.     Manifestasi Klinik
Gejala pada ibu :
1.Gelisah
2.Letih
3.Suhu tubuh meningkat
4.Nadi dan pernafasan cepat
5.Edem pada vulva dan serviks
6.Bisa jadi ketuban berbau janin
            Gejala lain :
1.Dapat dilihat dan diraba,perut terasa membesar kesamping.
2.Pergerakan janin pada bagian kiri lebih dominan.
3.Nyeri hebat dan janin sulit dikeluarkan.
4.Terjadi distensi berlebihan pada uterus.
5.Dada teraba seperti punggung ,belakang kepala terletak berlawanan dengan letak dada, teraba bagian-bagian kecil dan denyut jantung janin terdengar leih jelas pada dada.

F.     Pemeriksaan Penunjang
1.     Tes prenatal: dapat memastikan polihidramnion, janin besar atau gestasi mutipel.
2.     Tes stress kontraksi/tes nonstres: mengkaji kesejahteraan janin.
3.     Ultrasound atau pelvimetri sinar x: mengevaluasi arsitektur pelvis, presentasi janin, posisi dan formasi.
4.     Pengambilan sampel kulit kepala janin: mendeteksi atau mengesampingkan asidosis.


G.    Penatalaksanaan
1.     Penanganan Umum
a.      Nilai dengan segera keadaan umum ibu dan janin
b.     Lakukan penilaian kondisi janin : DJJ
c.      Kolaborasi dalam pemberian :
·       Infus RL dan larutan NaCL isotanik (IV)
·       Berikan analgesiaberupa tramandol/ peptidin 25 mg (IM) atau morvin 10 mg (IM)
o   Perbaiki keadaan umum
·       Dukungan emosional dan perubahan posisi
·       Berikan cairan
2.     Penanganan Khusus
a.      Kelainan His
·       TD diukur tiap 4 jam
·       DJJ tiap 1/2 jam pada kala I dan tingkatkan pada kala II
·       Pemeriksaan dalam :
o   Infus RL 5% dan larutan NaCL isotonic (IV)
o   Berikan analgetik seperti petidin, morfin
o   Pemberian oksitosin untuk memperbaiki his
b.     Kelainan janin
·       Pemeriksaan dalam
·       Pemeriksaan luar
·       MRI
·       Jika sampai kala II tidak ada kemajuan dapat dilakukan seksiosesaria baik primer pada awal persalinan maupun sekunder pada akhir persalinan
c.      Kelainan jalan lahir
Kalau konjungata vera <8 (pada VT terba promontorium) persalinan dengan SC



H.    Komplikasi
1. Umum komplikasi distosia kematian janin.
2. Depresi pernapasan.
3. Hipoksia iskemik ensefalopati (HIE)
4. Kerusakan saraf brakialis.

I.       Asuhan Keperawatan
A.    Pengkajian
1.       Identitas Klien : nama, umur, pekerjaan, pendidikan, agama, suku/bangsa.
2.       Keluhan utama : proses persalinan yang lama menyebabkan adanya keluhan nyeri dan cemas.
3.       Riwayat Kesehatan
a.      Riwayat Kesehatan Dahulu
Yang perlu dikaji pada klien, biasanya klien pernah mengalami distosia sebelumnya, biasanya ada penyulit persalinan sebelumnya seperti hipertensi, anemia, panggul sempit, biasanya ada riwayat DM, biasanya ada riwayat kembar dll.
b.     Riwayat Kesehatan Sekarang
Biasanya dalam kehamilan sekarang ada kelainan seperti : Kelainan letak janin (lintang, sunsang dll) apa yang menjadi presentasi dll.
c.      Riwayat Kesehatan Keluarga
Apakah dalamkeluarga ada yang menderita penyakit kelainan darah, DM, eklamsi dan pre eklamsi
d.     Pengkajian pola fungsional
1)     Aktifitas/istirahat
Melaporkan keletihan,kurang energi,letargi,penurunan penampilan
2)     Sirkulasi
Tekanan darah dapat meningkat,mungkin menerima magnesium sulfat untu hipertensi karena kehamilan
3)     Eliminasi
Distensi usus atau kandng kemih yang mungkin menyertai
4)     Integritas ego
Mungkin sangat cemas dan ketakutan
5)     Nyeri atau ketidaknyamanan
Mungkin menerima narkotika atau anastesi pada awal proses kehamilan,kontraksi jarang,dengan intensitas ingan sampa sedang,dapat terjadi sebelum awitan persalinan atau sesudah persalinan terjadi,fase laten dapat memanjang,
6)     Keamanan
Serviks mungkin kaku atau tidak siap,pemerisaan vagina dapat menunjukkan janin dalam malposisi,penurunan janin mungkin kurang dari 1 cm/jam pada nulipara atau kurang dari 2 cm/jam pada mutipara bahkan tidak ada kemajuan.,dapat mengalami versi eksternal setelah getasi 34 minggu dalam upaya untuk mengubah presentasi bokong menjadi presentasi kepala.
7)     Seksualitas
Dapat primigravida atau grand multipara,uterus mungkin distensi berlebihan karena hidramnion,gestasi multipel.janin besar atau grand multiparis.
e.      Pemeriksaan Fisik
1)     Kepala
rambut tidak rontok, kulit kepala bersihtidak ada ketombe
2)     Mata
Biasanya konjungtiva anemis
3)     Thorak
Inpeksi pernafasan : Frekuensi, kedalam, jenis pernafasan, biasanya ada bagian paru yang tertinggal saat pernafasan
4)     Abdomen
Kaji his (kekuatan, frekuensi, lama), biasanya his kurang semenjak awal persalinan atau menurun saat persalinan, biasanya posisi, letak, presentasi dan sikap anak normal atau tidak, raba fundus keras atau lembek, biasanya anak kembar/ tidak, lakukan perabaab pada simpisis biasanya blas penuh/ tidak untuk mengetahui adanya distensi usus dan kandung kemih.
5)     Vulva dan Vagina
Lakukan VT : biasanya ketuban sudah pecah atau belum, edem pada vulva/ servik, biasanya teraba promantorium, ada/ tidaknya kemajuan persalinan, biasanya teraba jaringan plasenta untuk mengidentifikasi adanya plasenta previa
6)     Panggul
Lakukan pemeriksaan panggul luar, biasanya ada kelainan bentukpanggul dan kelainan tulang belakang
J.      Diagnosa Keperawatan
1.     Nyeri akut  b/d tekanan kepala pada servik, partus lama, kontraksi tidak efektif
2.     Resiko tinggi cedera terhadap maternal(ibu) b/d penurunan tonus otot/poa kontraksi otot, obstruksi mekanis pada penurunan janin, keletihan maternal.
3.     Resiko tinggi kekurangan cairan b/d hipermetabolisme, muntah, pembatasan masukan cairan
4.     Resiko tinggi infeksi b/d rupture membrane, tindakan invasive
5.     Cemas b/d persalinan lama


K.     
No
Diagnosa
Tujuan&KH
Intervensi
1
nyeri b/d tekanan kepala pada servik, partus lama, kontraksi tidak efektif
DS:
- Laporan secara verbal
DO:
- Posisi untuk menahan nyeri
- Tingkah laku berhati-hati
- Gangguan tidur (mata sayu,
tampak capek,
Tujuan : Kebutuhan rasa nyaman terpenuhi/ nyeri berkurang
Kriteria :   
a. Klien tidak merasakan nyeri lagi
b. Klientampak rilek
c. Kontraksi uterus efektif
d.  Kemajuan persalinan baik
1.Tentukan sifat, lokasi dan durasi nyeri, kaji kontraksi uterus, hemiragic dan nyeri tekan abdomen

2.    Kaji intensitas nyeri klien dengan skala nyeri

3.    Kaji stress psikologis/ pasangan dan respon emosional terhadap kejadian

4.    Berikan lingkungan yang nyaman, tenang dan aktivitas untuk mengalihkan nyeri, Bantu klien dalam menggunakan metode relaksasi dan jelaskan prosedur
5.    Kuatkan dukungan social/ dukungan keluarga

6.    Kolaborasi : Berikan narkotik atau sedative sesuai instruksi dokter


2
Resiko tinggi cedera terhadap maternal(ibu) b/d penurunan tonus otot/poa kontraksi otot, obstruksi mekanis pada penurunan janin, keletihan maternal
Tujuan : mencegah adanya resiko cedera pada ibu

1.     Tinjau ulang riwayat persalinan,awitan dan durasi
2.     Catat waktu/jenis obat.hindari pemberian narkotik dan anastesi blok epidural sampai serviks dilatasi 4 cm
3.     Evaluasi tingkat keletihan yang menyertai,serta aktifitas dan istirahat,sebelum awitan persalinan
4.     Kaji pola kontraksi uterus secara manual atau secara elektronik
5.     Catat kondisi serviks.pantau tanda amnionitis.catat peningkatan suhu atau jumlah sel darah putih;catat bau dan rabas vagina
6.     Catat penonjolan,posisi janin dan presentase janin
7.     Anjurkan klien berkemih setiap1-2 jam.kaji terhadap penuhan kandung kemih diatas simfisis pubis
8.     Tempatkan klien pada posisirekumben lateral dan anjurkan tirah baring atau ambulasi sesuai toleransi
9.     Bantu dengan persiapan seksio sesaria sesuai indikasi,untuk malposisi,CPD,atau cincin bandl
10.  Siapkan untuk melahirkan dengan forsep,bila perlu

2
Resiko tinggi cedera janin b/d penekanan kepala pada panggul, partus lama, CPD

Tujuan : Cedera pada janin dapat dihindari
Kriteria :
a.       DJJ dalam batas normal
b.       Kemajuan persalinan baik


1.1.Melakukan manuver Leopold untuk menentukan posis janin dan presentasi
1.2.Dapatkan data dasar DJJ secara manual dan atau elektronik, pantau dengan sering perhatikan variasi DJJ dan perubahan periodic pada respon terhadap kontraksi uterus
1.3.Catat kemajuan persalinan
1.4.Infeksi perineum ibu terhadap kutil vagina, lesi herpes atau rabas klamidial
1.5.Catat DJJ bila ketuban pecah setiap 15 menit
6.     Posisi klien pada posisi punggung janin

3
Resiko tinggi kekurangan cairan b/d hipermetabolisme, muntah, pembatasan masukan cairan
Tujuan : setelah di lakukan asuhan keperawatan selama 2x24 jam tidak terjadi defisit cairan tubuh
Kriteria hasil :
- TTV di batas normal
- Kulit elastis
-  CRT < 2 detik
- Mukosa lembab
-DJJ 160- 180 x/menit

1.           Pantau masukan dan keluaran cairan


2.           Pantau tanda vital. Catat laporan pusing pada perubahan posisi


3.           Kaji elastisitas kulit

4.           Kaji bibir dan membran mukosa oral dan derajat saliva

5.           Perhatikan respon denyut jantung janin yang abnormal
6.           Berikan masukan cairan adekuat melalui pemberian minuman > 2500 liter
7.           Berikan cairan secara intravena

4
Risiko terjadi infeksi berhubungan dengan tindakan kuretase
Faktor-faktor risiko :
- Prosedur Infasif
- Kerusakan jaringan dan
peningkatan paparan
lingkungan
- Malnutrisi
- Peningkatan paparan
lingkungan patogen
- Imonusupresi
- Tidak adekuat pertahanan
sekunder (penurunan Hb,
Leukopenia, penekanan
respon inflamasi)
- Penyakit kronik
- Imunosupresi
- Malnutrisi
- Pertahan primer tidak
adekuat (kerusakan kulit,
trauma jaringan, gangguan
peristaltik)

Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3 x 24 jam
pasien tidak mengalami
infeksi dengan kriteria
hasil:
-Klien bebas dari tanda
dan gejala infeksi
-Menunjukkan
kemampuan untuk
mencegah timbulnya
infeksi
-Jumlah leukosit dalam
batas normal
-Menunjukkan perilaku
hidup sehat
-Status imun,
gastrointestinal,
genitourinaria dalam
batas normal
1.Pertahankan teknik aseptif
2.Batasi pengunjung bila perlu
3.Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah
tindakan keperawatan
4.Gunakan baju, sarung tangan sebagai
alat pelindung
5.Ganti letak IV perifer dan dressing sesuai
dengan petunjuk umum
6.Gunakan kateter intermiten untuk
menurunkan infeksi kandung kencing
7.Tingkatkan intake nutrisi
8.Berikan terapi
antibiotik
9.Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik
dan lokal
10.Pertahankan teknik isolasi k/p
11.Inspeksi kulit dan membran mukosa
terhadap kemerahan, panas, drainase
12.Monitor adanya luka
13.Dorong masukan cairan
14.Dorong istirahat
15.Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan
gejala infeksi
16.Kaji suhu badan pada pasien neutropenia setiap 4 jam
5
Kecemasan berhubungan dengan perubahan status kesehatan
DO/DS:
- Insomnia
- Kontak mata kurang
- Kurang istirahat
- Berfokus pada diri sendiri
- Iritabilitas
- Takut
- Nyeri perut
- Penurunan TD dan denyut
nadi
- Diare, mual, kelelahan
- Gangguan tidur
- Gemetar
- Anoreksia, mulut kering
- Peningkatan TD, denyut
nadi, RR
- Kesulitan bernafas
- Bingung
- Bloking dalam pembicaraan
- Sulit berkonsentrasi

Setelah dilakukan asuhan
Selama 3 x 24 jam klien
kecemasan teratasi dgn
kriteria hasil:
- Klien mampu
mengidentifikasi dan
mengungkapkan gejala
cemas
-Mengidentifikasi,
mengungkapkan dan
menunjukkan tehnik
untuk mengontol
cemas
-Vital sign dalam batas
normal
-Postur tubuh, ekspresi
wajah, bahasa tubuh
dan tingkat aktivitas
menunjukkan
berkurangnya
kecemasan
1.Gunakan pendekatan yang
menenangkan
2.Nyatakan dengan jelas harapan
terhadap perilaku pasien
3.Jelaskan semua prosedur dan apa
yang dirasakan selama prosedur
4.Temani pasien untuk memberikan
keamanan dan mengurangi takut
5.Berikan informasi faktual mengenai
diagnosis, tindakan prognosis
6.Libatkan keluarga untuk
mendampingi klien
7.Instruksikan pada pasien untuk
menggunakan tehnik relaksasi
8.Dengarkan dengan penuh perhatian
9.Identifikasi tingkat kecemasan
10.Bantu pasien mengenal situasi yang
menimbulkan kecemasan
11.Dorong pasien untuk
mengungkapkan perasaan, ketakutan,
persepsi














DAFTAR PUSTAKA

Bobak.2004. Keperawatan Maternitas. Penerbit Buku EGC:Jakarta
Bulechek,Gloria M, dkk. 2008. Nursing Interventions Classification (NIC). United States of America: Mosby.
Chandranita, ida ayu, dkk. 2009. Buku ajar patologi obstetric untuk mahasiswa kebidanan. EGC: Jakarta.
Chandranita, ida ayu,  dkk. 2009. Memahami kesehatan reproduksi wanita.EGC : Jakarta.
Doenges, Marilynn. 2001. Rencana Perawatan Maternal/Bayi.EGC: Jakarta
FKUI Universitas Padjajaran.2005. Obstetric Patologi. Elstar offset : Bandung.
Leveno, Kenneth J. 2009. Obstetri Williams Panduan Ringkas Edisi 2. Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta.
Stright, Barbara R. 2004. Keperawatan ibu-bayi baru lahir edisi 3. EGC:Jakarta.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar